Senin, 09 Maret 2015

NU – WAHABI BERSATU, MUNGKINKAH?





(Wawancara KH Muhammad Idrus Ramli Wartawan www.islampos.com) di Ruang Kholid bin Walid Az-Zikra.
Tanggal 22-02-2015 M Majelis Az-Zikra mengadakan Tabligh Akbar Mengokohkan Ahlus Sunnah Waljama'ah (ASWAJA). Banyak tokoh yang diundang dan menjadi pembicara mengisi tabligh akbar tersebut. KH Muhammad Idrus Ramli, Kiai Muda NU (Nahdhatul Ulama) yang dari Jawa Timur juga ikut menjadi pembicara. Beliau membahas tuntas syiah dengan pembahasan yang mampu dicerna oleh audiens yang hadir. Beliau juga sering berdebat ilmiyah dengan orang-orang syiah, baik di Manado, Medan, Jember, dan Johor Malaysia dengan argumen-argumen yang valid, ilmiyah dan tidak pernah mendistorsi kutipan-kutipan pendapat mengenai Syiah. Saya Rohmatullah Adny Asymunih, Ahmad Zuhud Permas, Muhlisuddin Amou dan Badrus Sholeh atau Han D'rouz menjadi saksi mata wawancara KH Muhammad Idrus Ramli dengan wartawan www.islampos.com


Selesai menjelaskan tentang syiah, beliau istirahat di ruang santai, Kholid bin Walid Az-Zikra, saat itu juga para wartawan dari www.Islampos.com mewawancarai beliau panjang lebar tentang syiah. Dan disela-sela wawancara syiah, wartawan mengatakan kepada beliau, "Gus, antum kok sering menyerang wahabi?. Beliau jawab, semua tulisan-tulisan saya tidak pernah memulai menyerang wahabi duluan, tetapi lihat, di gramedia dan toko-toko yang lain,radio, telivisi dan dunia maya. Siapa yang paling gencar menyerang kami (Ahlus sunnah Waljama'ah/aswaja?. Mereka kan?. Kami hanya menjawab tuduhan-tuduhan mereka, yang mengatakan, ajaran ASWAJA bid'ah, syirik dan lain sebagainya. Karena mereka menyalahkan kami, maka kami harus meluruskan dan kami juga punya argumentasi dalil-dalil yang kuat tentang ajaran ASWAJA.

Wartawan juga bertanya, apakah antara Ahlus Sunnah Waljama'ah (baca: ASWAJA), syiah, dan wahabi bisa bersatu?. Beliau menjawab, Islam telah menyatukan kita, tapi kita dipeta-petakan oleh akidah-akidah yang berbeda. Bagaimana mungkin bisa bersatu, laa wong kita belum duduk saja, sudah dikafirkan, dibid'ahkan oleh mereka?. Kemudian KH Muhammad Idrus Ramli melanjutkan Nah, dari jawaban saya yang agak panjang, pertanyaan Anda, mungkinkan Nahdlatul Ulama bersatu dengan Wahabi? Jawabannya, di sini harus dipahami bahwa perbedaan kami dengan Wahabi tidaklah sederhana. Kami mengikuti mayoritas umat Islam sejak generasi salaf yang shaleh dari kaum ahli tafsir, ahli hadits dan ahli fiqih. Sedangkan Wahabi mengikuti kaum Hasyawiyah, Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi. Sedangkan Syiah mengikuti Mu’tazilah.

Setelah dari Az-Zikra teman-teman yang lain langsung menuju kontrakannya di sentul. Namun (KH Muhammad Idrus Ramli Idrus, Muhlisuddin dan saya sendiri/Rohmatullah Adny Asymuni) menuju Tebet Jakarta dalam rangka menghadiri acara MIUMI se-Indonesia. Saya (Rohmatullah) dan Muhlisuddin hanya menemani KH Muhammad Idrus Ramli. Dari beliaulah kita berdua dapat banyak ilmu yang berkaitan dengan sekte-sekte yang ada di Indonesia. Beliau juga berkata, dalam tradisi NU menjawab tantangan sekte-sekte yang ada di Nusantara ini dengan keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya bukan dengan yang lain. Berilah pemahaman akidah yang benar kepada mereka, yaitu akidah Imam Asy'ariyah walmaturidiyah.

Tulisan ini menjadi saksi dakwah KH Muhammad Idrus Ramli dalam membela akidah ASWAJA (Ahlus Sunnah Waljama'ah) yang

berpaham Imam Asy'ari dan Imam Al-Maturidi. Saya Rohmatullah Adny Asymuni Alumni Santri Pondok Pesantren Sidogiri - المعهد سيداقري السلفى yang kini kuliah di STEI Tazkia, Jurusab Bisnis dan Manajemen Islam (semester 6).

Tidak ada komentar:

PALING PUPULER

KONSEP BERBANGSA DAN BERNEGARA SYEKH MUSTAFA AL-GHALAYAINI

Perihal bengsa sama dengan perihal individu bangsa itu sendiri. Tatkala individu bangsa, setiap satu persatu orang-orannya itu m...