Allah Swt tidak menciptakan manusia melainkan agar mereka mengenal (ma'rifat) pada Allah Swt dan menyembahnya (beribadah pada-Nya).
Sedangkan kunci (pembuka) ma'rifat/mengenal Allah dan beribadah adalah ilmu. Sementara ilmu tidak bisa diperoleh kecuali dengan ta'allum, mempelajarinya.
تعلم فليس المرء يولد عالما # وليس اخو علم كمن هو جاهل
Ulama berkata: _Belajarlah karena tak seorangpun terlahir alim, berilmu_
_Dan orang alim (berilmu) tidak sama dengan orang bodoh_.
Agama Islam dibangun atas pondasi ilmu dan ma'rifat. Oleh karenanya, jangan sampai orang Islam jauh dari cahaya ilmu. Tapi jadilah orang Islam yang mengambil warisan para Nabi. Para Nabi tidak mewarisi dinar dan dirham (kekayaan), tapi mewarisi ilmu. Ilmu merupakan kehidupan hati dan lentera dari kegelapan. (al-taqrirat al-sadidah).
Bukti keutamaan, keluhuran, martabat ilmu dan tingginya kedudukan para pencari ilmu adalah bahwa Allah Swt tak pernah memerintahkan pada Nabi Muhammad Saw untuk meminta bertambahnya sesuatu selain bertambahnya Ilmu.
Sebagaimana dalam QS. Toha 113
وقل رب زدني علما
_Dan katakanlah Muhammad: Tuhanku tambahkanlah padaku ilmu_ (al-durr al-tsamiin). Bahkan dalam salah satu haditsnya Nabi Muhammad Saw bersabda:
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
_Orang yang dikehendaki baik oleh Allah Swt, ia diberi pemahaman tentang agama_ (Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Menurut al-Habib Zain bin Sumaith bahwa belajar ilmu (tafaqquh) agama lebih penting daripada memperbanyak wirid dan zikir.
Belajar ilmu agama -dalam hal ini- ilmu fikih bisa menjadi fardu ain yang tak boleh ditinggalkan oleh individu manusia, tatkala ilmu itu berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam legalitas sahnya ibadah, muamalah dan pernikahan.
Dan masih banyak lagi dalil-dalil terkait keutamaan ilmu yang tidak bisa dituangkan satu persatu. Namun demikian, di era globalisasi ini, di mana manusia malas untuk menimba ilmu dengan bertatap muka, _bermujalasah_ dengan seorang guru, ulama dan kiai. Maka tak ada pilihan lain agar rantai dan sanad keilmuan tetap terjaga dan tersambung pada Baginda Rasulullah Saw dengan cara menimba langsung pada seorang guru yang jelas latar belakang keilmuannya. Sebab jaman akhir ini, masyarakat lebih suka belajar ilmu dari syekh Google, syekh YouTube dan perangkat lunak lainnya. Akhirnya yang terjadi, keilmuannya tak dapat dipertanggungjawabkan lantaran ada yang karena melenceng dari paham ulama Ahlu Sunnah waljamaah.
Penutup, alfaqir mengutip pernyataan Sayyidina Ibnu Mubarak yang berbunyi
لولا الاسناد لقال من شاء ما شاء
Artinya, _andai tidak ada sanad keilmuan, pasti orang-orang akan berpendapat sesuai dengan seleranya sendi_.
Wallahu A'lam Bish Showab.
Kuningan Jabar:
Muharam 1442H/30-08-2020M.
كتبه الفقير الى عفو الله سبحانه و تعالى رحمة الله بن أشموني
Tidak ada komentar:
Posting Komentar