Dalam kuliahnya di
Masjid Andalusia Islamic Center STEI Tazkia Bogor beliau memparkan kepada
audiens betapa pentingnya ketakwaan seorang hamba Allah. Sebab tanpa takwa
setiap amal perbuatannya tidak bernilai di sisi Sang Pencipta, Allah Yang Maha
Kuasa.
Allah Subhanahu
Wata’ala di dalam kitab sucinya banyak
mengupas tuntas tentang ketakwaan, hamba-hambanya yang bertakwa dan
kenikmatan-kenikmatan yang Allah peruntukkan bagi yang bertakwa.
Sementara takwa
itu sendiri adalah muraqabahatullah selalu diri hamba merasa diawasi
oleh Allah di waktu sendirian maupun di khalayak umum, memiliki rasa khauf
takut kepada Allah serta tidak pernah alpa mengharap curahan rahmat dan kasih
sayangnya.
Dirimu sadar dan
menyadari, yakin dan meyakini bahwa di dalam setiap hembusan gerak gerik, di
setiap waktu kapan dan di manapun, setiap siang dan malam Allah selalu
melihatmu, selalu mengawasimu dan selalu mengintaimu. Bilamana di hatimu
terukir indah ketakwaan niscaya Allah senantiasa mengaggapmu sebagai hambanya
yang bertakwa menjadi hamba yang memperoleh kebahagiaan dengan
kenikmatan-kenikmatan yang dianugerahkan serta mendapatkan surga yang indah.
Buah dari takwa
niscaya Allah akan selalu menemanimu di dunia dan di akhirat. Bukankah Allah dengan
tegas menyebutkan dalam kitab sucinya, Al-Qur’an yang maknya: Sesungguhnya
Allah bersama dengan orang-orang yang bertakwa إن الله مع المتقين
Di dunia buah dari
keindahan takwa Allah senantiasa menerima setiap amal perbuatan yang kita
lakukan. Tetapi bagi manusia yang tidak bertakwa –wal iyadzu billah- maka
setiap amal perbuatannya tidak akan diterima oleh Allah lantaran mereka beramal
bukan semata-mata karena Tuhannya, melainkan karena ingin menampakkan kebaikan
untuk manusia, alias pamer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar