Di rumah ada salah satu kitab penting yang perlu menjadi pedoman bagi umat Islam wabil khusus bagi para ahli Al-Qur'an, yaitu mereka yang dianugerahi oleh Allah subhanahu wata'ala hafalan Al-Qur'an, atau mereka yang diberikan kesempatan belajar dan mengajar Al-Qur'an.
Kitab itu, ditulis oleh salah satu Imam Besar dalam yang bermazhab Syafiyah, ulama panutan yang namanya sangat terkenal dan menjadi rujukan umat, bahkan kaum wahabi sekalipun menjadikan beliau sebagai rujukannya, walaupun dalam posisi yang sama, mereka wahabi anti paham Asya'irah yang dalam akidah dianut oleh penulis kitab ini, yaitu al-Imam al-Hafiz Muhyiddin Abi Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawawi, yang populer dengan sebutan Imam Nawawi.
Kitab yang beliau beri nama "Al-Tibyan fi Adabi Hamalati Al-Qur'an, pada bab ke tiga yang menjelaskan tentang Fi Ikrami Ahli Al-Qur'an wal Nahyi 'An Adzahum" kurang lebih kalau diterjemahkan adalah sebagai berikut: Bab tiga menjelaskan tentang memuliakan Ahli Al-Qur'an dan Larangan menyakitinya.
Kebetulan saya buka-buka lembaran demi lembaran, dan akhirnya mata tertuju penuh pada halaman 15, di mana penulisnya, Imam Nawawi mengutip pendapat salah satu ulama yang bernama al-Imam al-Hafiz Abul Qasim bin Asakir
اعلم يا أخي وفقنا الله وإياك لمرضاته، وجعلنا ممن يخشاه ويتقيه حق تقاته، أن لحوم العلماء مسمومة، وعادة الله في هتك أستار منتقصيهم معلومة، فإن من أطلق لسانه في العلماء بالثلب، ابتلاه الله تعالى قبل موته بموت القلب،
"فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ"
Ketahuilah wahai saudaraku -Semoga Allah memberikan taufik dan ridhonya pada kita dan menjadikan orang yang bertakwa yang sebenar-benarnya takwa- bahwasanya daging ulama beracun. Sunnatullah pasti terjadi pada orang yang merendahkan ulama. Karena sesungguhnya orang yang lisannya digunakan untuk mencerca, menggunjing, merendahkan ulama maka Allah berikan cobaan sebelum mati dengan dimatikan hatinya.
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih" QS: Annur : 63).
Tatkala hati seseorang mati meski raganya hidup, ia tidak dapat menerima kebaikan dari siapa pun dan dari manapun. Tatkala hati mati, kebaikan sebesar apapun di depan mata, tak akan terdorong untuk melakukannya. Tatkala hati mati, kebaikan apapun, nasehat apapun yang semerbak mewangi, hidungnya tak dapat mencium harumnya wangi.
Maka, hati-hatilah dengan ulama, apalagi dengan ulama yang sekaligus dari keturunan kanjeng Nagi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Jaga lisan kita, jaga tangan kita, dan jaga media sosial kita dari meremehkan dan merendahkan ulama. Boleh pembaca tidak setuju dengan pendapat ulama, tapi tidak boleh anda membencinya. Boleh anda tidak sependapat dengan pendapat ulama, tapi anda tidak boleh mengomentari buruk ulama. Boleh anda tidak mengikuti pendapatnya, tapi tidak boleh anda mencaci maki padanya.
Sekian apa yang bisa saya tulis dengan berburu-buru karena sebentar lagi akan pergi ke Masjid guna melaksanakan sholat jumat berjamaah. Bagi yang mengaku lelaki, ditunggu di masjid guna menjemput kebaikan dari Allah SWT.
Jumat: 28-07-2023
Rohmatullah Asmuni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar