Sabtu, 18 Oktober 2014

MASUK SURGA GARA-GARA MENYAPU DI MASJID

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Segala puji hanya milik Allah, Tuhan yang selalu mengawasi gerak-gerik hambanya. Sholawat serta salamnya semoga mengalir deras keharibaan Nabi akhir zaman, Muhammad shollahu ‘alaihi wa sallam, sahabat dan keluarganya.
Pembaca yang dirahmati Allah SWT, kita menyadari bahwa jagat ini ada siang, ada malam. Ada hujan, ada kemarau. Ada senang, ada duka. Semua itu adalah atas kehendak Allah. Allah memberikan timbal balik kebaikan terhadap hambanya yang melakukan kebaikan. Pun pula, Allah memsberikan balasan siksa terhadap hambanya yang melanggar melakukan kemaksiatan. Allah menciptakan singgasana surga untuk hambanya yang mukmin muttaqiin yang dipilih karena sifat kasih sayangnya. Dan Allah pun menciptakan neraka untuk hambanya yang durhaka karena sifat keadilannya. Maha suci Allah atas melakukan kedzaliman terhadap hambanya, tetapi hambanya sendiri yang melakukan kedzaliman terhapap dirinya sendiri. Semoga kita senantiasa dijaga oleh Allah dari melakukan kedzaliman kepada diri kita sendiri, aamiin abbal ‘Alamiin. Sekecil apa pun perbuatan yang kita lakukan pasti ada timbal baliknya, ada balasannya yang akan diberikan kepada pelakunya. Kalau yang dikerjakan baik maka kebiakan pula yang dibalas bahkan kebaikan yang dilakukan akan dibalas dengan berlipat ganda, ma sya Allah. Begitu juga keburukan yang kita lakukan akan diperlihatkan kelak oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Mulut tidak akan dapat berdusta dihadapan Allah. kedua kalinya.

Di zaman Rasulullah saw, ada seorang lelaki atau dalam versi rawi yang lain seorang wanita hitam yang kerjaannya selalu membersihkan, menyapu kotoran-kotoran yang ada di masji. Pada suatu saat dia meninggal dunia dan Nabi tidak mendapatkan kabar tentang kematian orang tesebut. Menurut riwayat Ibnu Huzaimah orang tersebut meninggal dunia waktu malam hari dan para sahabat merasa sungkan mau membangunnka  Baginda Nabi yang sedang tidur. Kemudian Nabi menanyakan kepada para sahabatnya; mengapa kalian tidak memberitahukanku tentang kematiannya..? maka tunjukkan kepadaku atas kuburannya. Maka Rasulullah pun menadatangi kuburannya dan melaksanakan sholat untuknya. Dalam satu riwayat Imam Thobroni menambahkan hadis dari Ibnu Abbas yang berbunyi: sesungguhnya aku melihat dia di surga lantaran dia membuang kotoran di masjid (menyapu).

Pelajaran yang dapat kita ambil dari hadis diatas bahwa: 1. Bolehnya melaksanakan sholat diatas kuburan, tapi pendapat ini tidak sama dengan Madzhab Malikiyah yang tidak memperbolehkan melakukan sholat diatas kuburan. 2. Ada nilai utama yang terkandung dalam membersihkan kotoran di masjid. Sekecil apa pun perbuatan baik yang kita lakukan akan dibalas dengan kebaikan pula oleh Allah swt sehingga jangan sampai kita memandang remeh perbuatan apa pun yang kita lakukan agar senantiasa kita selalu berhati-hati didalam berbuat sesuatu. 3. Menayakan keadaan pembantu atau temen di saat dia tidak ada, seperti pertanyaan Rasulullah kepada sahabat-sahabat perihal keadaan seorang yang meninggal tersebut.  
Banyak kisah-kisah yang menginspirasikan kita untuk tidak meremehkan hal-hal yang kita anggap sepele, padahal hal tersebut besar menurut penilaian Allah. Kita masih ingat cerita ada wanita yang masuk neraka hanya gara-gara seekor kucing. Juga ada kisah sebaliknya, menjadi tenar namanya bahkan gara-gara kucing. Sahabat Nabi SAW, Abu Hurairah yang kalau kita artikan maknanya adalah Ayah kucing, beliau bergelar Abu Hurairah karena memiliki sifat kasih sayang kepada kucing, merawatnya, memberi makanan padanya dan memberikan tempat yang layaknya untuknya.            
Pembaca yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, tidak pantas bagi kita meremehkan hal kebaikan dan juga tidak pantas kita menganggap kecil perbuatan yang kita lakukan, sebab pada dasarnya setiap apa yang kita lakukan sekecil apa pun akan diperlihatkan kepada kita kelak di hari pembalsan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an: surah Az Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi: siapa yang beramal shalih walau pun sebesar debu, ia akan menyaksikan pahalanya kelak di akhirat (7). Siapa saja yang berbuat dosa walaupun sebesar debu, ia juga akan menyaksikan hukumannya kelak di akhirat (8)[1]. Tak ada yang tak terlihat bagi Allah, bahkan jumlah air hujan yang turun di permukaan bumi, Allah maha mengetahui. Tak ada yang tak terlihat bagi Allah. Sebagai hamba Allah kita hadirkan Allah dalam segala aktivitas kehidupan kita agar kita senantiasa dapat bermuhasabah, instropeksi diri dan merasa diawasi sehingga tidak ada celah bagi kita untuk melakukan apa yang dibenci Allah.


[1] Al-Qur’an Tarjamah Tafsiriyah, 2012          

Tidak ada komentar:

PALING PUPULER

KONSEP BERBANGSA DAN BERNEGARA SYEKH MUSTAFA AL-GHALAYAINI

Perihal bengsa sama dengan perihal individu bangsa itu sendiri. Tatkala individu bangsa, setiap satu persatu orang-orannya itu m...