Assalamu ‘Alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh. Segala puji hanya milik Allah, Tuhan yang selalu
mengawasi gerak-gerik hambanya. Sholawat serta salamnya semoga mengalir deras
keharibaan Nabi akhir zaman, Muhammad shollahu ‘alaihi wa sallam, sahabat dan
keluarganya.
Pembaca yang
dirahmati Allah SWT, kita menyadari bahwa jagat ini ada siang, ada malam. Ada
hujan, ada kemarau. Ada senang, ada duka. Semua itu adalah atas kehendak Allah.
Allah memberikan timbal balik kebaikan terhadap hambanya yang melakukan
kebaikan. Pun pula, Allah memsberikan balasan siksa terhadap hambanya yang
melanggar melakukan kemaksiatan. Allah menciptakan singgasana surga untuk
hambanya yang mukmin muttaqiin yang dipilih karena sifat kasih sayangnya. Dan
Allah pun menciptakan neraka untuk hambanya yang durhaka karena sifat
keadilannya. Maha suci Allah atas melakukan kedzaliman terhadap hambanya,
tetapi hambanya sendiri yang melakukan kedzaliman terhapap dirinya sendiri.
Semoga kita senantiasa dijaga oleh Allah dari melakukan kedzaliman kepada diri
kita sendiri, aamiin abbal ‘Alamiin. Sekecil apa pun
perbuatan yang kita lakukan pasti ada timbal baliknya, ada balasannya yang akan
diberikan kepada pelakunya. Kalau yang dikerjakan baik maka kebiakan pula yang
dibalas bahkan kebaikan yang dilakukan akan dibalas dengan berlipat ganda, ma
sya Allah. Begitu juga keburukan yang kita lakukan akan diperlihatkan kelak
oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Mulut tidak akan dapat berdusta dihadapan
Allah. kedua kalinya.
Di zaman
Rasulullah saw, ada seorang lelaki atau dalam versi rawi yang lain seorang
wanita hitam yang kerjaannya selalu membersihkan, menyapu kotoran-kotoran yang
ada di masji. Pada suatu saat dia meninggal dunia dan Nabi tidak mendapatkan
kabar tentang kematian orang tesebut. Menurut riwayat Ibnu Huzaimah orang
tersebut meninggal dunia waktu malam hari dan para sahabat merasa sungkan mau
membangunnka Baginda Nabi yang sedang
tidur. Kemudian Nabi menanyakan kepada para sahabatnya; mengapa kalian tidak
memberitahukanku tentang kematiannya..? maka tunjukkan kepadaku atas
kuburannya. Maka Rasulullah pun menadatangi kuburannya dan melaksanakan sholat
untuknya. Dalam satu riwayat Imam Thobroni menambahkan hadis dari Ibnu Abbas
yang berbunyi: sesungguhnya aku melihat dia di surga lantaran dia membuang
kotoran di masjid (menyapu).
Pelajaran yang
dapat kita ambil dari hadis diatas bahwa: 1. Bolehnya melaksanakan sholat
diatas kuburan, tapi pendapat ini tidak sama dengan Madzhab Malikiyah yang
tidak memperbolehkan melakukan sholat diatas kuburan. 2. Ada nilai utama yang
terkandung dalam membersihkan kotoran di masjid. Sekecil apa pun perbuatan baik
yang kita lakukan akan dibalas dengan kebaikan pula oleh Allah swt sehingga
jangan sampai kita memandang remeh perbuatan apa pun yang kita lakukan agar
senantiasa kita selalu berhati-hati didalam berbuat sesuatu. 3. Menayakan
keadaan pembantu atau temen di saat dia tidak ada, seperti pertanyaan
Rasulullah kepada sahabat-sahabat perihal keadaan seorang yang meninggal
tersebut.
Banyak kisah-kisah
yang menginspirasikan kita untuk tidak meremehkan hal-hal yang kita anggap
sepele, padahal hal tersebut besar menurut penilaian Allah. Kita masih ingat
cerita ada wanita yang masuk neraka hanya gara-gara seekor kucing. Juga ada
kisah sebaliknya, menjadi tenar namanya bahkan gara-gara kucing. Sahabat Nabi
SAW, Abu Hurairah yang kalau kita artikan maknanya adalah Ayah kucing, beliau
bergelar Abu Hurairah karena memiliki sifat kasih sayang kepada kucing,
merawatnya, memberi makanan padanya dan memberikan tempat yang layaknya
untuknya.
Pembaca yang
dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, tidak pantas bagi kita meremehkan hal
kebaikan dan juga tidak pantas kita menganggap kecil perbuatan yang kita
lakukan, sebab pada dasarnya setiap apa yang kita lakukan sekecil apa pun akan
diperlihatkan kepada kita kelak di hari pembalsan. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman dalam Al-Qur’an: surah Az Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi: siapa yang
beramal shalih walau pun sebesar debu, ia akan menyaksikan pahalanya kelak di
akhirat (7). Siapa saja yang berbuat dosa walaupun sebesar debu, ia juga akan
menyaksikan hukumannya kelak di akhirat (8)[1].
Tak ada yang tak terlihat bagi Allah, bahkan jumlah air hujan yang turun di
permukaan bumi, Allah maha mengetahui. Tak ada yang tak terlihat bagi Allah.
Sebagai hamba Allah kita hadirkan Allah dalam segala aktivitas kehidupan kita
agar kita senantiasa dapat bermuhasabah, instropeksi diri dan merasa diawasi
sehingga tidak ada celah bagi kita untuk melakukan apa yang dibenci Allah.
[1]
Al-Qur’an Tarjamah Tafsiriyah, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar