Pada bulan ini kita telah memasuki bulan rabi’ul awal, bulan
kelahiran Rasulullah saw pembawa risalah islamiyah dengan sempurna. Al-Muhaddits Abuya
Sayyid Muhammad Al-Maliki, Penulis kitab Mafahim Yajibu An Tushohhah pernah berpidato yang isinya: Rasulullah saw dilahirkan pada
hari senin tanggal 12 rabiul awal. Bulan rabi’ul awal bagi orang-orang Arab terdahulu
tidak mempunyai kedudukan (tidak bernilai), bukan termasuk bulan-bulan yang
dimuliakan, bukan bulan yang diwajibkan puasa di dalamnya, bukan bulan ibadah,
bukan bulan haji, bukan bulan umrah, bukan pula bulan ramadhan.
Kenapa Rasulullah
saw tidak dilahirkan pada hari yang mulia dalam sejarah seperti di bulan
muharam (asyura’), sebagaimana menurut catatan sejarah bulan asyura’ adalah
bulan dimana Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa As dan menenggelamkan Fir’aun.
Nabi Muhammad SAW juga tidak dilahirkan pada bulan arafah (10 muharam) dimana orang-orang
mengenal bahwa di hari arafah Nabi
Ibrahim As melakukan wukuf. Namun Rasulullah saw dilahirkan pada bulan rabi’ul
awal, bulan yang tidak terkenal bagi orang-orang Arab terdahulu, mereka tahu
bulan rabi’ul awal namun bulan rabiul awal tidak ada nilai yang lebih bagi
mereka, tidak ada keutamaan di dalamnya dan tidak termasuk bulan yang mempunyai
sejarah penting.
Kenapa Rasulullah saw dilahirkan di bulan rabiul awal? Yang
jelas bahwa Allah swt lebih mengetahui bahwa Allah swt berkehendak keutamaan/kemulian
Nabi Muhammad saw adalah kemulian mandiri (independen) tidak ada sangkut
pautnya terhadap seseorang. Seandainya Nabi Muhammad saw dilahirkan pada bulan
asyura’ niscaya orang-orang berpraduga bahwa kemulian Nabi Muhammad saw karena
beliau dilahirkan di bulan yang mulia, yaitu asyura’. Seandainya Nabi Muhammasd
saw dilahirrkan pada bualan arafah niscaya oran-orang akan berprasangka bahwa
kemulian beliau karena lahir di bulan arafah.
Di bulan kelahiran beliau ini adalah momentum yang selayaknya kita peringati dengan perbagai amalan-amalan yang baik, seperti membacakan kisah-kisah beliau dari awal kelahirannya, perjuangannya membangun bendera Islam hingga kisah wafatnya, dzikir, membaca sholawat, sedekah dll. Hal sedemikian bukanlah termasuk larangan yang dilarang oleh syariah.
Sangat menarik dan bagus apa yang dilakukan oleh mayoritas Bangsa Indonesia memperingati maulid Nabi dengan hal-hal yang tidak melanggar syariah, seperti bersholawat dari satu kampung ke kampung atau dari rumah ke rumah seperti yang dilakukan oleh Bangsa Madura khususnya. Seyogyanya hal demikian tetap ditradisikan oleh Umat Islam, sebab tradisi yang tidak bertantangan dengan syariah itu diperbolehkan.
Selamat maulid Nabi Muhammad SAW sebagai kita sebagai umatnya tetap istiqamah di jalannya dan kelak kita mendapatkan syafa'atnya yang agung, Aamiin Ya Rabbal 'Alamiiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar