Wajib bagi pemerintah melindungi rakyat, memberikan kesejahteraan, adil dalam mengambil kebijakan apa pun bentuk kebijakannya. Pemerintah kita belum melihatkan kepada rakyat akan kebijakannya yang adil, tidak mendzalimi dan tidak menindas rakyat. Namun yang terlihat kebijakan pemerintah selalu menindas rakyat. Bukti kongkrit kalau pemerintah tidak dapat berlaku adil kepada rakyatnya adalah kisruh Tol Cipali Majalengka. Ada di mana otak dan hati nurani pemerintah?. Pemilik tanah, tanah permeternya hanya dihargai tak ubahnya harga bakso.
Tanggal 22 Juni 2015 jam 18:50, akun facebook Rohmatullah Adny Asymuni (saya sendiri) memposting tulisan yang isinya: Kisruh Tol Cipali Majalengka, masyarakat kecil yang menjadi korban dan tertindas. Ngomong atas dasar pembangunan, tetapi malah masyarakat akar rumput yang tertindas. Inilah mungkin efek dari ekonomi kapitalis-liberalis.
Spontan postingan tersebut direspon dan di like oleh 31 pengguna facebook. Diantara yang menanggapi postingan tersebut adalah akun yang bernama SUlaiman JUsuf dia menulis: harga tanah satu meter sama harganya dengan semangkuk bakso di giant a a a a a a a a a a a,mungkin negri ini sedang laper.
Selanjutkan saya membalasnya dengan tulisan sinis: Ya coba bayangin, diletakin di mana otaknya, padahal tanah itu mahal. Sementara tol pasti tiap hari dapat income dari pengendara mobil. Jadi g sebanding. Kasian pemilik tanah, ibu2 menjerit, rakyat menangis, pemerintah tertawa.
Kita tahu bahwa Indonesia negara Pancasila yang seharusnya kandungan 5 sila tersebut diamalkan oleh pemerintah, menerapkan keadilan, tapi nyatanya bukan keadilan yang diterapkan namun kedzaliman yang diterapkan. Alangkah lucunya negeri kita.
Akun fecebook bernama Muhammad Syauqi menambahkan komentar: Kasihan Pak Harto.
Kemudian saya bertanya: Gus Muhammad Syauqi kenapa dengan pak harto Gus?. Bukannya itu proyek awalnya oleh pak harto, dikerjakan di era sby dan di resmikan jokowi. He he he.
Khoirul Punggawa Bani Mahdi menempalinya dengan tulisan: haaa haaa.... warisan.
Akun yang bernama Ra El-FaQoedzz merespons dengan tulisan: Bagaimana dengan perspektif Ekonomi Syariah? Apakah tiada solusi?. Saya jawab begini : Ekonomi Islam menekankan etika. Aturannya pemerintah kalau emang mau bikin tol ya harus dengan cara yang baik, memberikan harga sesuai pasaran bahkan kalau bisa dihargai dengan harga mahal. Sebab, tol itukan menghasilakn income. Bayangin berapa mobil yang keluar masuk tol, semakin banyak mobil yang lewat di situ semakin banyak pula pemasukannya...
Ya sudah demo saja, suruh pakek Ekonomi syari'ah, dengan tema" Indonesia Menuju Ekonomi Syari'ah" sampean jadi profokatornya, gimana?. Ane siap berkoar di belakang ente... sahut Ra El-FaQoedzz. Akhirnya saya jawab: Faqod... Siap mau demo lawan pak jokowi dan antek-anteknya. Perlu diketahui pak jokowi kuat dengan pergerakan siluman seperti yang dilansir oleh Prof Amin Rais... Buktinya, saat mahasiswa, buruh demo tak ada badan pers yang meliputnya, semuanya diam seribu bahasa. Yang mencuat malah issu yang lain. Sedihkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar