Kali ini penulis menyuguhkan pembahasan tentang "PENGARUH PUASA TERHADAP PERILAKU EKONOMI". Dalam kesempatan kultum di Darul Khidmah Sidogiri Bekasi tanggal 17 Ramdhan 1436 H bertepatan tanggal 03 Juli 2015 M. Penulis membahas tentang oreintasi puasa yang difirmankan Allah Subhanahu Wata'ala : bahwa tujuan puasa agar menjadi pribadi yang bertakwa ( La'allakum Tattaqun) agar kalian menjadi orang yang bertakwa. Puasa diwajibkan bagi setiap orang mukmin-mukminat. Banyak sekali ayat dan hadits yang menjelaskan puasa.
Diantaranya hadits yang artinya: Barang siapa yang puasa ramadhan berdasarkan keimanan dan keinginan menggapai pahala maka baginya diampuni segala dosa yang telah berlalu.
Kembali kepada tema "Pengaruh Puasa terhadapa Perilaku ekonomi" seperti yang dujelaskan diawal bahwa tujuan puasa mencetak pribadi-pribadi yang bertakwa. Takwa tanpa dibatasi oleh ruang waktu, alias kapan dan di mana pun. Menjadi pribadi yang bertkawa, tidak hanya bertakwa saat berada di Musholla, Mesjid, Madrasah, Majelis Ilmu dan Majelis Zikir, melainkan takwa di mana pun dan kapan pun. Bilamana pribadi-pribadi umat Islam telah mendapatkan gelar yang disarjanakan Allah kepada dirinya, maka setiap perilakunya mencerminkan ketakwaan dalam segala haal.
Puasa mencetak pribadi-pribadi yang bertakwa. Sehingga dari titel takwa inilah seorang akan merasa dirinya diawasi oleh Allah, melakukan kebaikan dan takut melanggar perintah Allah dengan bermaksiat. Ketika pribadi-pribadi yang bersarjana takwa tersebut bersinggungan dengam dunia ekonomi: berbisnis, produksi, konsumsi dan distribusi ia akan menjunjung tinggi nilai-nilai takwa tersebut, tidak melakukan kecurangan, meanipulasi, dan tidak akan mempraktikkan riba yang jelas-jelas bertantangan dengan nilai-nilai ketakwaan seseorang.
Al-Qur'an yang menjadi petunjuk bagi umat manusia telah menjelaskan keharamaan riba. Bahkan Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi wasallam lewat haditsnya dari sahabat Jabir bin Abdillah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa Rasulullah melaknat pelaku riba, orang yang mewakilkan, sekretaris dan saksi riba.
Orang yang sungguh-sungguhnya berpuasa dengan mengikuti aturan yang digariskan islam yang pada akhirnya bersarjana "takwa" dia akan takwa dalam segala dimensi kehidupan tak terkecuali dimensi ekonomi.
Semoga kita semoga diselamatkan dari praktik riba yang diharamakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar