Bagi kalangan masyarakat tua yang tidak mengenal medsos informasi
ilmu yang berkembang baik keilmuan yang ditulis sekte syiah dan wahabi yang
liberal tidak bisa memengaruhi keyakinan keilmuan mereka yang sudah mapan
puluhan tahun. Sebab mereka menimba ilmu secara langsung dari tokoh, kiai,
ustadz setempat yang ilmunya masih original bermanhaj Ahlus Sunnah Waljama'ah,
mengikuti paham Imam Asy'ari dan Imam Al-Maturidi dalam teologi (akidah),
bermadzhab dalam amalan ibadah dan bertasawuf.
Tetapi bagi masyarakat pemuda
era globalisasi yang tidak terpisahkan dari medsos, segala bentuk informasi
keilmuan dengan signifikan dapat memengaruhi pemikiran mereka, lebih-lebih
mereka yang sama sekali tidak pernah belajar ilmu agama. Seperti yang kami
ketahui, bahwa strategi kelompok wahabi yang sukanya membid'ahkan dan
mengkafirkan amaliah umat Islam adalah dakwah ajakan mereka secara masif dan
tak kenal lelah menyebarkan paham wahabi. Kelompok wahabi berhasil memengaruhi
masyarakat awam yang menetap di perumahan-perumahan, masjid-masjid dan
kampus-kampus. Setelah kami cermati, ternyata mereka yang tertarik masuk ke
kelompok wahabi, rata-rata mereka yang ilmu agamanya pas-pasan. Sebab wahabi
memiliki strategi mengajak mereka dengan propanda mengatasnamakan dalil Al-Qur'an dan Hadits yang
disalah gunakan mereka. Sehingga bagi mereka wahabilah yang paling benar sebab
langsung merujuk pada Al-Qur'an dan Hadits. Padahal seperti yang kita pahami,
wahabi sering mendistorsi Al-Qur'an dan Hadits. Mereka akan menggunakan dalil
Al-Qur'an yang sesuai dengan kepentingan mereka, namun tidak menggunakan ayat
lain yang bertentangan dengan kepentingan mereka. Satu contoh, sekte wahabi
melarang menggunakan bacaan sayyidina ketika membaca sholawat karena hadits
berdasarkan hadits Nabi sholawat tanpa sayyidina, tetapi mereka menolak hadits
yang memakai sayyidina.
Kesimpulannya, kelompok wahabi mana pun, bila ada
hadits yang mendukung terhadap kepentingan mereka akan mereka ambil. Sedangkan hadits
yang tidak mendukung kepentingan mereka akan ditolak mentah-mentah. Perlu dicatat,
wahabi sangat pandai mendistorsi ayat demi ayat, hadits demi hadits. Jangan
mudah terpengaruh. Mari kita perkuat keilmuan kita. Baca kitab karya
ulama-ulama salaf. Kalau baca buku lihat dulu, siapa penulisnya, bagaimana
latar belakang pendidikannya, lihat juga siapa penerbitnya dan apakah isinya,
apakah penuh kontroversi ataukah tidak. Selamat membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar