Di HMI pemikiran ekstrim dan radikal tidak memiliki ruang. Namun meski demikian, HMI selalu menghargai setiap pemikiran yang berkembang. Bagi penilaian subjektifitas penulis, HMI dalam mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) sama seperti NU (PMII) dan Muhammadiyah (IMM). Bagi HMI tidak penting mendirikan dan melegalitas Negara Islam di Indonesia ini. Terpenting adalah ajaran dan nilai-nilai Islam menjadi nafas bagi pemeluknya.
Penulis yakin selagi NKRI tidak goyah dan para pemeluknya mampu mengisi kemerdekaan sesuai dengan kepercayaannya, tanpa menodai yang lain, menghormati perbedaan, Indonesia akan jaya.
Namun akhir-akhir ini karena pemikiran ekstrim berkembang pesat dan doktrin pemikirannya banyak mendapatkan ruang bagi pemuda, pelajar dan mahasiswa yang dasar keislamannya masih labil sehingga dengan mulutnya yang bagaikan pahlawan kesiangan berteriak "PANCASILA KUFUR" yang secara otomatis setiap insan Indonesia yang berpancasila bagi mereka adalah KAFIR yang harus diperangi.
Maka tak usah kaget, jikalau para tokoh-tokoh mereka sikat sana, sikat sini umat yang membela NKRI. Padahal membela negara juga bagian dari maqashid syariah yang telah dirumuskan apik oleh Imam Al-Ghazali.
Alhamdulillah di organisasi kemahasiswaan seperti HMI, PMII dan IMM atau ormas Islam NU, Muhammadiyah dan FPI tidak mengajarkan membunuh para pembela NKRI.
YAKUSA.
05-02-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar