Senin, 29 Februari 2016

TANGGUNG JAWAB KADER HMI MENGENTASKAN KEMISKINAN MORALITAS BANGSA

Sudah meluap tontonan  sebagian besar degradasi moralitas bangsa kita tak terkecuali kaum terpelajar yang sehari-harinya bergelut di dunia pendidikan. 


Sering mata kita melihat di sekeliling kita kaum terpelajar yang tidak mengindahkan norma dan tidak bermoralitas, ada yang dengan bangganya naik sepeda motor dengan knalpot bising, ada yang urakan di jalan lalu lintas, ada yang tawuran, dan lain sebagainya yang tidak mencerminkan keindahan moralitas yang menjadi tujuan diutusnya Sang Nabi, manusia yang paling indah moralitas dan adabnya.

Revolusi mental atau mengutip bahasanya Syaikh Musthafa Al-Ghilayaini "al-tsaurah al-adabiyah harus menjadi nafas bagi setiap bangsa ini. 

Di sini penulis, karena sebagai kader HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) akan berbicara lebih spesifik peran kader HMI dalam mengentaskan kemiskinan moralitas bangsa. Meski pada dasarnya untuk mengentaskan kemiskinan moralitas bangsa harus dimulai dari memperbaiki moralitas kader terlebih dahulu. Sebab kader termasuk bagian dari bangunan utuh sebuah masyarakat dan bangsa. Penulis sangat optimis kalau keindahan moralitas dicontohkan oleh kader HMI maka dengan sendirinya bangsa akan bermartabat dan bermoral.

Penulis tidak mengkhawatirkan bangsa yang miskin karena materi, sebab kemiskinan materi tidak menularkan virus negatif kepada yang lain, tetapi yang lebih mengkhawatirkan adalah kemiskinan moralitas bangsa kita ini. Orang yang miskin materi dia tidak akan mencuri manakala dirinya memiliki kekayaan moralitas. Sebaliknya, orang yang miskin moralitas meskipun memiliki kekayaan materi dia akan rentan melakukan hal-hal yang tidak selayaknya untuk dilakukan. Katakan saja, pejabat yang digaji mahal dia akan melakukan tindakan amoral dan korupsi manakala tidak ada moralitas dalam kehidupannya. Pelajar dan mahasiswa yang katanya berilmu tidak akan melakukan pelacuran intelektual manakala dibenak hatinya ada sinar moralitas yang bersemayam.

Setidaknya ada dua faktor kenapa terjadi degradasi moralitas bangsa. Syaikh Musthafa  Al-Ghilayaini menyebutkan kedua faktor tersebut adalah (1) ketidaktahuan bangsa bahwa mereka terjangkit penyakit degradasi moralitas dan (2) mengetahui bahwa dirinya terjangkit penyakit tetapi mengabaikan nasehat dan masukan orang lain. Kalau kedua faktor ini ada pada bangsa, sulit untuk mengobatinya. 

Maka wajar, bilamana Allah mengutus Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam untuk menyempurnakan akhlak (bu'itstu li utammima makarimal akhlak). Tugas kita sebagai kaum terpelajar adalah mencontohkan moralitas yang baik dan menularkannya. Jangan sampai kita (kader HMI) mencerminkan akhlak yang tidak baik. Apalagi kita sebagai kader membawa atribut kaum terpelajar dan Islam yang notabene menjunjung tinggi moralitas. 

Tugas kita adalah memberikan teladan baik (uswah hasanah) yang dicontohkan oleh Sang Pembawa Risalah, Sayyidina Muhammad.

*Hasil kajian SOTOI Hmi Tazkia

Tidak ada komentar:

PALING PUPULER

KONSEP BERBANGSA DAN BERNEGARA SYEKH MUSTAFA AL-GHALAYAINI

Perihal bengsa sama dengan perihal individu bangsa itu sendiri. Tatkala individu bangsa, setiap satu persatu orang-orannya itu m...