Kata seorang kawan bercerita setengah tidak percaya: ada seorang
yang berjualan, buka toko kecil-kecilan. Meski warungnya kecil dalam logika,
namun dapat membeli mobil, rumah mewah dan segala kebutuhannya dapat
terealisasikan dengan baik. Ada yang bergumam, katanya pakek mistik
(penglarisan dan semacamnya). Wallahu a’lam atas kebenarannya. Kita sebagai
manusia biasa tidak boleh bahkan haram menuduh orang lain, bukankah lebih baik
kita berhusnu dzan (berprasangka baik) saja, sebab kalau kita berbicara
hakikat, kalau Allah berkehendak memberikan kekayaan kepada hambanya tanpa
jerih payah tidak ada seorangpun yang mampu membendung dan mencegahnya. Apalagi
Allah mahakuasa atas segalanya. Allah memiliki kekuasan berupa kun fayakun.
Tetapi dalam obrolan manusia yang memiliki logika dan akal, mungkin
sulit dapat diterima oleh akal. Sebab logika dapat membaca sebab dan akibat
secara panca indera, sistematis, logis. Terlepas dari salah-benarnya dalam
perspektif, di sini penulis hanya ingin menjelaskan bahwa dalam menjalankan
bisnis, jualan, dagang, dll mestinya harus sadar dan ingat diri terhadap Allah,
bahwa setiap manusia hidup dengan rezekinya. Hanya saja dalam menjemput rezeki
Allah memberikan kebebasan universal (ikhtiyar) kepada manusia. Sehingga dari
kebebasan universal itu manusia dapat memilih tuk menempuh jalan apa yang mau
dilaluinya. Ada yang menjemput rezeki dengan cara-cara yang halal dengan segala
kemampuannya dan kesabarannya sehingga rezeki yang diperolehnya menjadi berkah,
keluarga sakinah, tentram dan aman santosa. Ada yang memilih jalan yang salah
dengan segala bentuk cara yang ditempunya. Ada dengan cara mencuri untuk menjemput
rezekinya. Ada pula dengan memakai penglarisan.
Penulis belum menemukan dalam buku-buku marketing ekonomi,
pemasaran dan ekonomi lainnya bahwa mistik yang berupa penglarisan menjadi
sebuah sains (ilmu) yang dapat digunakan dalam memperoleh keuntungan dalam
berekonomi baik skala mikro dan makronya. Yang penulis ketahui bahwa dalam
berekonomi kita harus menguasai startegi marketing, promosi guna mencapai apa
yang menjadi target penjualan. Kemudian, apakah penglarisan (mistik) termasuk
bagian marketing dalam mencapai tujuan?. Wallahu a’lam. Tapi yang jelas, Islam
mengharamkan segala bentuk kepercayaan yang bertentangan dengan teologi dan
syariah. Apalagi katanya, dalam dunia mistik (penglarisan) sarat dengan
praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran Islam. Wallahu a’lam bish showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar