Senin, 03 Oktober 2016

MISTIK DALAM EKONOMI


 
Kata seorang kawan bercerita setengah tidak percaya: ada seorang yang berjualan, buka toko kecil-kecilan. Meski warungnya kecil dalam logika, namun dapat membeli mobil, rumah mewah dan segala kebutuhannya dapat terealisasikan dengan baik. Ada yang bergumam, katanya pakek mistik (penglarisan dan semacamnya). Wallahu a’lam atas kebenarannya. Kita sebagai manusia biasa tidak boleh bahkan haram menuduh orang lain, bukankah lebih baik kita berhusnu dzan (berprasangka baik) saja, sebab kalau kita berbicara hakikat, kalau Allah berkehendak memberikan kekayaan kepada hambanya tanpa jerih payah tidak ada seorangpun yang mampu membendung dan mencegahnya. Apalagi Allah mahakuasa atas segalanya. Allah memiliki kekuasan berupa kun fayakun.
 
Tetapi dalam obrolan manusia yang memiliki logika dan akal, mungkin sulit dapat diterima oleh akal. Sebab logika dapat membaca sebab dan akibat secara panca indera, sistematis, logis. Terlepas dari salah-benarnya dalam perspektif, di sini penulis hanya ingin menjelaskan bahwa dalam menjalankan bisnis, jualan, dagang, dll mestinya harus sadar dan ingat diri terhadap Allah, bahwa setiap manusia hidup dengan rezekinya. Hanya saja dalam menjemput rezeki Allah memberikan kebebasan universal (ikhtiyar) kepada manusia. Sehingga dari kebebasan universal itu manusia dapat memilih tuk menempuh jalan apa yang mau dilaluinya. Ada yang menjemput rezeki dengan cara-cara yang halal dengan segala kemampuannya dan kesabarannya sehingga rezeki yang diperolehnya menjadi berkah, keluarga sakinah, tentram dan aman santosa. Ada yang memilih jalan yang salah dengan segala bentuk cara yang ditempunya. Ada dengan cara mencuri untuk menjemput rezekinya. Ada pula dengan memakai penglarisan. 

Penulis belum menemukan dalam buku-buku marketing ekonomi, pemasaran dan ekonomi lainnya bahwa mistik yang berupa penglarisan menjadi sebuah sains (ilmu) yang dapat digunakan dalam memperoleh keuntungan dalam berekonomi baik skala mikro dan makronya. Yang penulis ketahui bahwa dalam berekonomi kita harus menguasai startegi marketing, promosi guna mencapai apa yang menjadi target penjualan. Kemudian, apakah penglarisan (mistik) termasuk bagian marketing dalam mencapai tujuan?. Wallahu a’lam. Tapi yang jelas, Islam mengharamkan segala bentuk kepercayaan yang bertentangan dengan teologi dan syariah. Apalagi katanya, dalam dunia mistik (penglarisan) sarat dengan praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran Islam. Wallahu a’lam bish showab.

Tidak ada komentar:

PALING PUPULER

KONSEP BERBANGSA DAN BERNEGARA SYEKH MUSTAFA AL-GHALAYAINI

Perihal bengsa sama dengan perihal individu bangsa itu sendiri. Tatkala individu bangsa, setiap satu persatu orang-orannya itu m...