Jumat, 03 Maret 2017

KEARIFAN MENYIKAPI DUA PANDANGAN BERBEDA

FPI bukan NU dan NU bukan FPI sebagaimana PMII bukan HMI dan HMI bukan PMII. Biarlah setiap organisasi berjalan menurut visi dan misi masing-masing.

Kesalahan bagi manusia adalah kalau sampai mentuhankan organisasi, hingga lupa berkawan dan bersahabat lintas organisasi itu mengasyikkan.

Memang yang menjadi tantangan internal NU adalah menjadi wasilah (perantara) bertemunya dua pemikiran yang saling tarik ulur, yaitu pemikiran yang fundamentalis kanan dan pemikiran yang fundamentalis kiri, alias liberal. (Lihat buku NU UNTUK SIAPA? Pikiran-Pikiran Reflektif Untuk Muktamar NU ke-32, karya Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si)

Namun sebenarnya NU menjadi titik temu diantara kedua pemikiran tersebut, sebab NU yang dari awal bersikap tawasuth (tengah-tengah) tasamuh (toleran) tawazun (seimbang) yang menjadi interpretasi ajaran Islam ahlus sunnah wal jamaah (aswaja) yang mengikuti manhaj (metodelogi) penggagas aswaja, Imam Abu Musa al-Asy'ari dan Abul Hasan al-Maturidi yang berada ditengah antara perang pemikiran (ideologi) Jabariyah dan Qadariyah.

Sebagai warga NU wajar sebenarnya, bila ada sebagian warga NU tak terima dengan Habib Rizieq yang konon katanya pernah menghina Gusdur selaku ketum PBNU yang menjadi icon sentral NU. Tetapi juga salah, kalau warga yang mengaku NU berlebih-lebihan membenci Habib Rizieq selaku Imam besar FPI.

Itulah sejarah, yang tak bisa dihapus dalam memori warga NU yang loyalis dengan Gusdur. Tetapi perlu diingat dalam tradisi NU yang rata-rata berlatar belakang pesantren tidak elok menghina apalagi membenci siapapun lantaran berbeda pemahaman, ide, gagasan, organisasi dll. Jangankan menghina, membenci saja tak ada ruang ijin yang tertulis maupun yang tersirat dari ajaran Islam yang dipegang oleh pemeluknya.

Marilah saling mencintai, mengasihi dan menyayangi siapa saja meski berbeda aliran, ideologi dan keyakinan.

Wassalam.

Tidak ada komentar:

PALING PUPULER

KONSEP BERBANGSA DAN BERNEGARA SYEKH MUSTAFA AL-GHALAYAINI

Perihal bengsa sama dengan perihal individu bangsa itu sendiri. Tatkala individu bangsa, setiap satu persatu orang-orannya itu m...