Mahasiswa adalah mereka akademisi yang terdaftar resmi dalam perguruan tinggi. Kurang lebih begitulah defenisi sempit mahasiswa.
Sudah maklum, tridharma mahasiswa: pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang menjadi ruh kehidupan mahasiswa sejati.
Dalam dunia kemahasiswaan setiap pendapat, lebih-lebih keilmuan harus berdasarkan data yang akurat, validitas dan reliabilitas penelitian yang akurat sehingga mampu dipertanggungjawabkan hasil keilmiyahannya dan keoriginalannya.
Sehingga disayangkan bilamana ada penilian negatif terhadap mahasiswa, apalagi alergi hanya gegara dalam pandangannya tak seirama atau karena alasan lain yang menjadikannya alergi.
Sebagai kaum pelajar, baik santri ataupun mahasiswa sama-sama menanamkan dalam-dalam ketulusan niat belajar. Hal demikian bukanlah rahasia lagi, bahwa setiap pencari ilmu, apapun ragam keilmuannya harus memusatkan niatnya semata-semata karena Allah, menghilangkan kebodohan dan mencari keridhoan Allah.
Tetapi ada saja yang berpikiran sinis dan alergi mahasiswa, menilai mahasiswa itu rata-rata niat kuliahnya karena ingin dapat pekerjaan, alias duniawi. Pemikiran sinis semacam ini, tentu kurang etis dan tak berdasarkan fakta dan data yang kevalidan dan kereliabilitasannya dapat dipertanggungjawabkan. Kalau menjadi mahasiswa hanya ingin dapat kerja di sebuah instansi apapun, betapa sempit pemikirannya. Padal tugas berat mahasiswa adalah mengaplikasikan tridharma mahasiswa yang menjadi ruh pergerakan.
Perlu diingat, tidak sedikit alumni pesantren yang kuliah, masih memegang teguh kesantriannya. Sebut saja, KH Cholil Nafis, Alumni PP Sidogiri yang juga pernah kuliah, Prof Mahfud MD alumni pesantren di Madura, dan masih banyak lagi lulusan pesantren yang juga kuliah dengan tetap berpegang teguh dengan akhlak kesanyriannya. Maka tak benar, kalau menilai mahasiswa dengan subjektifitas kebencian dan segundang pandangan negatif lainnya.
Kalaupun ada mahasiswa yang dinilai keluar dari khittah tridharmanya, hal demikian tak bisa dibuat rujukan mengeneralisir setiap para sarjana. Sebab setiap personal mahasiswa maupun yang bukan mahasiswa tidak semuanya suci bagaikan malaikat, tetapi juga tak semua busuk bagaikan iblis. Semuanya tergantung pribadi masing-masing.
Bilamana ingin menilai mahasiswa, masuklah kedalamnya, jangan setengah-setengah, apalagi menilai hanya berdasarkan "qil-qol" (katanya, katanya, dan katanya). Cobalah menilai dengan objektif, dengan hati yang dingin, dan kasih sayang.
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar