Jumat, 18 Agustus 2023

FENOMENA USTADZ DADAKAN


Sekarang kita hidup di era yang serba mesin, belanja, makanan, minuman, pakaian juga bisa di pesan via HP sembari tiduran. Bahkan tidak ketinggalan kita pun bisa mendengarkan pengajian keislaman via internet. 

Karena sudah jamannya, kita tidak bisa mundur ke jaman dahulu yang tanpa alat komunikasi, HP, internet dll. Tapi sikap kita bagaimana alat-alat tersebut menjadi wasilah untuk melakukan kebaikan dan menyebarkannya, kita yang memegang kendali bukan dikendalikannya. 

Salah satu dampak negatif adanya youtube wa akhowatuha, banyak sekali kita jumpai dai-dai dadakan, ustadz dadakan yang tak memiliki latar belakang pendidikan keagamaan dan pesantren.

Akhir-akhir ini sangat memprihatinkan sekali, ketika bukan seorang dokter kemudian membuka praktek kedokteran, menerima pasien dan mencoba mengobatinya. Bisa dibayangkan, apa yang terjadi selanjutnya bisa hal itu terjadi. 

Orang yang tidak memiliki kemampuan menjadi pilot pesawat, jangan mencoba memberanikan diri untuk membawa pesawat pesawat bersama penumpangnya kalau ingin tidak tamat riwayatnya. 
Begitu juga dalam hal keagamaan, keilmuan dll. Kalau bukan mufti, bukan ahli tafsir, bukan ahli fikih jangan kemudian tampil sebagai ahli fatwa, menjawab pelbagai pertanyaan hukum keislaman, padahal secuil dirinya tak memiliki kapasitas tersebut. 

Untuk permasalahan dan problematika yang berkaitan dengan hukum keislaman kembalikan pada yang berhak, yaitu ulama. Di mana ulama memiliki rantai keilmuan yang sambung menyambung dari gurunya sampai pada pembara risalah keislaman, Baginda Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam. 
Sebab, ketika orang bodoh memberikan diri memberikan fatwa akan sebuah hukum, pasti yang terjadi adalah kesalahan dan berakhir batal. Hal ini jauh-jauh sudah diingatkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam: Dari Sayyidina Abi Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِب وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ» ، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ:الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Akan datang ke pada manusia tahun-tahun penuh kebohongan, saat itu pendusta dibenarkan, orang yang benar justru didustakan, pengkhianat diberikan amanah, orang yang dipercaya justru dikhianati, dan Ar-Ruwaibidhah berbicara.” Ditanyakan: “Apakah Ar-Ruwaibidhah?” Beliau bersabda : “Seorang laki-laki yang bodoh (Ar Rajul At Taafih) tetapi sok mengurusi urusan orang banyak.” (HR. Ibnu Majah No. 4036. Ahmad No. 7912.).
Maka penting untuk sadar dan menyadari kapasitas dirinya. Kalau bukan seorang ulama, jangan berlagak ulama. Berat hisabnya kelak ketika anda yang bukan ahli fatwa, bukan ahli fikih, bukan ahli tafsir mengeluarkan fatwa dengan sekareppah dhibi' (dengan serampangan), ingat ancaman adalah neraka, -semoga kita dijaga Allah subhanahu wata'ala-. 

Jika anda ingin membicarakan tentang hukum, terlebih dahulu ikuti alurnya, yaitu belajar, mengaji, mencari ilmu lewat guru bukan lewat buku apalagi youtube dan copy paste. Seperti anak kecil yang baru merangkak tidak bisa dipaksakan berjalan kaki. Begitu juga dalam tahapan mencari ilmu, butuh proses yang panjang bahkan sampai mati wajib mencari ilmu.

Jabar: 24, Juli, 2022.

Tidak ada komentar:

PALING PUPULER

KONSEP BERBANGSA DAN BERNEGARA SYEKH MUSTAFA AL-GHALAYAINI

Perihal bengsa sama dengan perihal individu bangsa itu sendiri. Tatkala individu bangsa, setiap satu persatu orang-orannya itu m...