Minggu, 28 Juli 2013

Awal Pahit Tangga Kesuksesan


                                                    Awal Pahit Tangga Kesuksesan
Tanggal 10/12/12 acara seminar perdana di Matrikulasi STEI Tazkia, Alhamdulillah berjalan lancar. Buku ” 7 MAGNET KEMENANGAN” yang ditulis oleh Ahmad Alam, yang menjadi narasumber acara seminar yang diadakan oleh Mahasiswa Matrikulasi STEI tazkia, juga menjadi topik utama seminar. Malam itu merupakan seminar perdana Matrikulasi yang belum pernah diadakan seminar sebelum-sebelumnya di Matrikulasi. Biasanya seminar hanya digelar di kampus utama, Masjid Andalusia, Sentul City. Seminar perdana ini mampu membuat mahasiswa termotivasi untuk selalu bangkit dari kegagalan menuju kesuksesan yang didambakan setiap orang yang berpikir positif.

Hidup adalah pilihan. Andalah aktor utama yang menentukan masa depan Anda, bukan keluarga dan orang lain.
Sebesar apa pun dukungan keluarga dan orang lain, bila Anda hanya berdiam diri tak ada aksi dan reaksi nyata, mustahil Anda akan berhasil, karena di dunia tak ada kesuksesan yang datangnya secara tiba-tiba. Di memory pikiran kita masih hangat terekam tragedi “kemerdekaan Indonesia” yang berawal dari pahitnya perjuangan membasmi dan melenyepkan para penjajah dari tanah Indonesia demi sebuah kemerdekaan. Konon, Imam besar, Syaikh Zakaria Al-Anshory, penulis buku “tuhfatul thullab”, yang karyanya dibuat rujukan para penuntut ilmu di seantoro dunia, lebih-lebih di Indonesia, dalam perjuangannya mencari ilmu, beliau tiap hari memakan kulit semangka sisa orang lain selama tiga tahun. Tapi semangat beliau tak pernah pudar dan rapuh bagaikan mata air yang selalu mengalir. Terbukti beliau menjadi seorang Alim Allamah yang disegani pada masanya, menjadi referensi utama oleh Ulama lainnya untuk berdiskusi, bertukar  pendapat dan mengkaji ilmu, karena kealimannya, dan beliau banyak menulis banyak karya populer yang masih abadi hingga saat ini, baik dari buku-buku fiqih, tauhid dan lain-lainnya.          

Bagaimana dengan kita yang hidup serba ada, sarana dan prasarana ada di depan kita dan serba mewah. Makan serba enak. Tidur serba empuk. Ilmu pengetahuan mudah diakses. Akankah kita hanya menunggu kesuksesan datang dengan sendirinya, sementara kemalasan menjadi menu makanan empuk yang tiada taranya?. Dan semangat juang aktifitas positif hanya terpampang mengambang di alam pikiran tanpa adanya implementasi dan aksi. Bukankah setelah kesengsaraan pasti ada kemudahan!. Maka tak heran ada ungkapan “tidak semua orang mau dan mampu membeli dunia ini dengan perjuangan”. Menjadi pribadi sukses harus siap mengambil resiko dan pantang menyerah walau badai rintangan menghantam ombak kehidupan. Pasti semua orang ingin sukses, tetapi tidak semua orang siap dan mampu berjalan di jalan yang ditempuh oleh orang-orang sukses. Ingatkah kata DR Aidh Al-Qarny, jadilah insan yang sukses, yaitu kesuksesan bila Allah SWT ridho terhadap seseorang hamba, dia ridho terhadap dirinya sendiri, serta dia mampu memberikan manfaat dan pengaruh positif di dalam kehidupan. Standart  kesuksesan tidak mesti berwujud material, apalagi diperoleh dengan cara yang tidak halal. Tetapi kesuksesan dan kebahagian seseorang  dapat diukur, bila jiwa dan hatinya seia dan sekata dalam keridhoan Allah.

Tidak ada komentar:

PALING PUPULER

KONSEP BERBANGSA DAN BERNEGARA SYEKH MUSTAFA AL-GHALAYAINI

Perihal bengsa sama dengan perihal individu bangsa itu sendiri. Tatkala individu bangsa, setiap satu persatu orang-orannya itu m...