Minggu, 25 Agustus 2013

KEMATIAN DAN ZIARAH KUBUR

























Tanggal 17 syawal 1434 H atau 15 agustus 2013, aku pergi ziarah kubur dengan membaca sebagian surat al-Qur’an. Dan aku bertafakur sejenak, ku pandang kuburan kakek dan nenek dengan mata penuh arti. Ku pandang dengan hati berbicara, dulu beliau masih bersamaku, membimbingku, dan kadang memarahi aku karena ulahku yang salah. Dan sekarang berteman dengan amal yang akan meneranginya. Kita semua pasti akan merasakan sebuah kematian yang kita tidak tahu kapan datangnya. Tak ada seorangnya yang akan kekal di duia fana ini, semuanya akan binasa, semuanya akan mengalami kematian, semuanya akan meninggalkan apa-apa yang dimilikinya, semuanya akan ditinggalkan dan tidak ada yang menemaninya kecuali amal baik yang akan terus menemaninya. Kawan, bukankah asal muasal kita dalah tanah dan kepada tanah itu juga kita akan dikembalikan, dengan artian kita adalah milik Allah dan kepa-Nyalah akan kembalinya. 


Maka sungguh beruntung orang-orang yang telah mendahului kita, bila masih ada anak keturunannya yang mendoakannya, menziarahi kuburannya, karena eksistensi kematian adalah kehidupan, yakni orang yang meninggal dunia tahu gerak-gerik yang kelurganya kerjakan: baik atau jeleknya, manfaat atau mudaratnya. Pernah disuatu saat Sayyidina Ali RA, sahabat Nabi menziarahi kuburan sahabat yang lain, beliau menuturkan apa yang terjadi pada keluarga ahli kubur yang masih hidup, dan beliau menanyakan perihal kejadian apa yang dialami dalam kuburan. Kawan, ada saat, dimana apa yang kita cintai tidak akan menyertai kita, istri, suami, anak keturunan dan sahabat semuanya akan meninggalkan kita sendirian dalam alam kubur, tidak ada  yang abadi mengintai dan mengikuti kita selamanya selain Allah SWT yang maha segalanya.
Kawan, setiap jiwa akan merasakan kematian. Kematian tidak akan lari dari kita walau kita mencoba untuk lari. Kematian telah ditentukan dan dirahasiakan Allah SWT dan kematian tidak akan mundur dan maju dari ketetapan yang Allah tentukan. Tetapi tak jarang dari kita melupakan kematian, lupa untuk berbenah diri menuju Allah SWT, itulah kelemahan manusia, menganggap hidup adalah segalanya, padahal kehidupan ada kehidupan yang abadi yaitu kehidupan setelah kematian.

Semua apa yang kita perbuat selama hidup di dunia fana ini akan dipertanggung jawabkan dan akan ditanya oleh Allah SWT. Mulut kita tidak diberi peluang dan kesempatan untuk berbicara dan menjawab apa-apa yang kita kerjakan di dunia, tetapi sekujur badan kita, tangan, telinga, mata, kaki dan anggota badan lainnya yang dengan tegas menjawab apa yang fisik kita kerjakan.
Oleh karenanya, kita sebagai hamba Allah harus ingat, bahwa kita akan meningganlkan dunia fana ini dan akan berjumpa dengan Allah rabbul Alamin. Makanya kita butuh bekal berjumpa dengan Allah, yaitu bekal amal baik yang kita kerjakan dan ketakwaan yang ada pada diri kita.

Tidak ada komentar:

PALING PUPULER

KONSEP BERBANGSA DAN BERNEGARA SYEKH MUSTAFA AL-GHALAYAINI

Perihal bengsa sama dengan perihal individu bangsa itu sendiri. Tatkala individu bangsa, setiap satu persatu orang-orannya itu m...