Sabtu, 03 Agustus 2013

Aisyah Figur Wanita Alim dari kota Madinah.

Beliau adalah Aisyah putri dari sahabat mulia sekaligus mertua Rasululullah صلى الله عليه وسلم, Abu Bakar Shidiq. Rasulullah صلى الله عليه وسلم  menikahinya saat berumur sembilan tahun sebelum hijrahnya Nabi. Beliau termasuk diantara istri Nabi yang paling di cintainya.
Menurut Atho’ bin Abi Rabah, Sayyidah Aisyah termasuk seorang wanita yang berilmu dan mempunyai pemikiran yang cemerlang”. Sahabat Urwah mengatakan, “ tak pernah aku jumpai seorang wanita yang alim fiqih (berbahasa Arab ) dan yang paling mengerti sastra /syiir Arab selain Sayyidah Aisyah, Istri dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم .
 Aisyah banyak mendapatkan ilmu secara langsung dari Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم karena memang beliau sering berintraksi dan berkomunikasi langsung dengan Nabi, bahkan Sayyidah Aisyah meriwayatkan banyak hadits yang oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Pendiri Madzhab Hanbali dituangkan dalam sebuah karyanya yang berjudul “ mus nad Ahmad bin Hanbal “ dari halaman 29 sampai 282 halaman. Fuqaha Sahabat, Para Pembesar Ulama Sahabat (orang yang beriman dan pernah bertemu langsung dengan Rasulullah صلى الله عليه وسلم di masa hidupnya) belajar kepada Sayyidah Aisyah. Juga masih banyak lagi dari kalangan Sahabat yang belajar dan mendapatkan ilmu dari beliau, bahkan Tabiin ( orang-orang soleh setelah priode sahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم ) pun banyak yang belajar kepada Sayyidah Aisyah رضي الله عنها.
            Diantara keluarganya yang banyak menerima ilmu dan meriwayatkan hadist dari beliau adalah Sahabat Urwah bin al-Zubair, putra saudarinya / keponakannya sendiri dan Al-Qasim bin Muhammad, putra saudaranya juga. Ini merupakan sebuah bukti nyata dan valid bahwa sekalipun beliau seorang wanita rumah tangga, tapi beliau dengan ilmu yang dimilikinya menjadikan beliau seorang wanita yang disegani, bahkan dengan ilmu yang didapatkan secara langsung dari Nabi, beliau menjadi rujukan dan referensi utama mengenai ilmu dikalangan para Sahabat Rasulullahصلى الله عليه وسلم . Beliau juga setiap perbincangan memakai bahasa Arab yang fusha, karena bahasa Arab gampang dimengerti dan dipelajari sesuai apa yang dijanjikan Allah سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an, bahwa bahasa Arab mudah untuk dimengerti. Dan janji Allah itu pasti terjadi. Sungguh beruntung entah itu seorang lelaki atau wanita yang mempunyai ilmu yang bermanfaat lalu mengamalkannya.
 Benar sekali Al-Qur’an yang menegaskan pada kita, bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan orang yag diberi ilmu oleh Allah. Allah tidak membeda-bedakan hambanya. Setiap hamba disisiNya itu tak ada yang berbeda, baik lelaki, wanita, golongan Arab maupun yang bukan, semuanya sama kecuali dalam ketakwaannya, itulah yang paling mulia disisis Allah. Maka beruntunglah kita dengan mengorbankan dan meninggalkan kampung halaman rumah untuk  menimba ilmu di bumi STEI  Tazkia. Karena kata Abdullah Ibnu Abbas; ilmu harus dicari bukan mencari. Dan dengan ilmu, dunia dan akhirat akan kita genggam, sesuai apa yang sering kita dengar. Ala kulli hal, siapapun bisa menjadi sosok mulia dan disegani seperti Aisyah dengan ilmu yang dimilikinya. Maka dari sekarang sepantasnya kita tanamkam dalam-dalam bahwa “ tak ada kamus malas dalam benak hati kita “. Ma’an Najah bi Masyiatillah.


        

1 komentar:

PALING PUPULER

KONSEP BERBANGSA DAN BERNEGARA SYEKH MUSTAFA AL-GHALAYAINI

Perihal bengsa sama dengan perihal individu bangsa itu sendiri. Tatkala individu bangsa, setiap satu persatu orang-orannya itu m...