Oleh: Ahmad Jamali“Ada seorang gadis menyewa rumah bersebelahan dengan seorang janda
miskin dengan 2 anak. Satu malam tiba-tiba mati lampu, dengan bantuan cahaya HP
dia pergi ke dapur mau mengambil lilin, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu,
ternyata anak si janda miskin tetangga sebelah.
Anak itu bertanya panik,
“kakak, kamu punya lilin?” Gadis berfikir “jangan pinjamkan, nanti jadi
kebiasaan, si gadis berteriak “tidak ada !!”. saat itu si anak miskin berkata
riang : “saya sudah duga kakak tidak punya lilin, ini ada 2 lilin untuk kakak,
kami khawatir karena kakak tinggal sendirian dan tidak punya lilin”. Si gadis
merasa bersalah, dan terheru dalam linangan air mata, dia memeluk anak kecil si
miskin itu erat-erat.”
Sengaja saya awali dengan sebuah kisah yang saya ambil dari kiriman
bb kak Hilman. Mungkin yang pertama : kisah ini dapat memberi gambaran bagi kita semua bahwa “BURUK
SANGKA” kepada siapa saja merupakan suatu hal yang kurang baik, karena salah
satu awal dari segala kejelekan adalah buruk sangka. Kalau kita sudah terbiasa
dengan sifat semacam ini, maka kita tidak akan pernah menemukan rasa aman dari
segala gerak gerik tetangga yang berada disekeliling kita, dianggapnya mereka
akan merugikan kita.
Ingat..! bahwa berburuk sangka itu merupakan suatu yang tercela.
Kedua : Kisah ini
mendorong kepada kita semua untuk menjadi orang yang “DERMAWAN ” terhadap
sesama. Kalau tidak dilatih dan diasah, sulit bagi kita memiliki sifat dermawan
ini, karena musuh kita (Syethan) selalu memerintah dan mengajak pada kejelekan
yaitu bakhil atau pelit. Dan jangan lupa untuk selalu berdoa agar dijauhkan
dari sifat bakhil. “Ya Allah, jauhkanlah hamba dari sifat pengecut dan pelit.
Ya Allah, jauhkanlah hamba dari sifat lemah dan malas”. Dan inilah salah satu
doa yang sering dibaca Rasulullah Saw.
Ketiga : Kisah diatas
mengajarkan kepada kita agar menjadi orang yang “BERBAHAGIA”, karena kekayaan
tidak tergantung berapa banyak yang kita punya, tapi berapa banyak yang
dapat kita “BISA BERI”. Kita harus yakin
se yakin-yakinnya bahwa rezeki itu semua datangnya dari Allah SWT.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani, Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw pernah berkisah tentang sepasang suami istri yang ditimpa kelaparan. Begitu laparnya, hingga sang suami tidak tahan untuk berdiam diri di rumah, dan iapun keluar kedaratan untuk mencari sesuatu yang dapat mengganjal perutnya. Sementara sang istri berdoa, “Ya Allah, limpahkanlah rezeki-Mu kepada kami apa yang cukup untuk menjadi adonan kami dan roti kami,” ujarnya. Allah SWT mengabulkan doanya. Ketika suaminya pulang, ia menemukan sebuah nampan besar yang biasa digunakan untuk mengaduk adonan telah penuh dengan adonan, dan penggilingan terus berputar menggiling biji-bijian. Sementara di atas tungku terdapat daging yang melimpah.
Sang suami lantas bertanya kepada istrinya, “Dari mana ini dik?” Sang istri kemudian menjawab, rezeki dari Allah. Lalu suaminya menyapu remahan di sekeliling penggilingan. Rasulullah bersabda “Seandainya dia membiarkannya niscaya penggilingan itu akan terus berputar atau menggiling sampai hari Kiamat”.
Hadis ini bisa di ambil hikmahnya, pertama yaitu sabar merupakan kebahagiaan yang tersembunyi. Kedua istri yang sholehah adalah anugerah yang paling baik dan hadiah yang paling indah dari-Nya.
Ingat..!!!. BAHAGIA itu tidak dilihat dari banyaknya harta, tidak dipandang dari tingginya jabatan, tidak dirasakan dengan enaknya makanan, tapi BAHAGIA itu akan bisa dirasakan, dan akan bisa dinikmati ketika disyukuri.
Semua manusia mencari keBAHAGIAAN…!!!
Semua manusia mencari keTENANGAN…!!!
Semua manusia mencari keNYAMANAN…!!!
Untuk mendapatkan semuanya, sebaiknya kita memantaskan diri, pantaskah kita Bahagia?, pantaskah kita Tenang?, pantaskah kita Nyaman?. Kalau masih lalai untuk mensyukuri nikmat-Nya. Maka penulis mengajak kepada diri peribadi dan kepada seluruh pembaca untuk selalu meninkatkan syukur atas segala nikmat-Nya.
Maka dari itu, ketika kita sedang merasa bahagia jangan lupa untuk selalu berdoa kepada-Nya yang Maha Mengabulkan doa. “Ya Allah, hadirkan kebahagiaan dalam hidup ini dengan kelembutan hati dan kebaikan perangai diri, Ya Allah jadikan kami hamba-Mu yang selalu berfikir positif tenteng semua hal yang terjadi. Ya Allah, bimbing kami untuk selalu bersyukur atas segala nikmat-Mu. Ya Allah, hadirkan sifat “dermawan” (keinginan untuk selalu memberi ) sebagai kebiasaan dan kebutuhan dalam hidup ini. Ya Allah, bahagiakanlah kami disaat kami miskin. Ya Allah, bahagiakanlah kami disaat kami kaya dengan bersyukur. Amin Ya Rabbal Alamin. Wallahu ‘Alam Bisshowab.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani, Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw pernah berkisah tentang sepasang suami istri yang ditimpa kelaparan. Begitu laparnya, hingga sang suami tidak tahan untuk berdiam diri di rumah, dan iapun keluar kedaratan untuk mencari sesuatu yang dapat mengganjal perutnya. Sementara sang istri berdoa, “Ya Allah, limpahkanlah rezeki-Mu kepada kami apa yang cukup untuk menjadi adonan kami dan roti kami,” ujarnya. Allah SWT mengabulkan doanya. Ketika suaminya pulang, ia menemukan sebuah nampan besar yang biasa digunakan untuk mengaduk adonan telah penuh dengan adonan, dan penggilingan terus berputar menggiling biji-bijian. Sementara di atas tungku terdapat daging yang melimpah.
Sang suami lantas bertanya kepada istrinya, “Dari mana ini dik?” Sang istri kemudian menjawab, rezeki dari Allah. Lalu suaminya menyapu remahan di sekeliling penggilingan. Rasulullah bersabda “Seandainya dia membiarkannya niscaya penggilingan itu akan terus berputar atau menggiling sampai hari Kiamat”.
Hadis ini bisa di ambil hikmahnya, pertama yaitu sabar merupakan kebahagiaan yang tersembunyi. Kedua istri yang sholehah adalah anugerah yang paling baik dan hadiah yang paling indah dari-Nya.
Ingat..!!!. BAHAGIA itu tidak dilihat dari banyaknya harta, tidak dipandang dari tingginya jabatan, tidak dirasakan dengan enaknya makanan, tapi BAHAGIA itu akan bisa dirasakan, dan akan bisa dinikmati ketika disyukuri.
Semua manusia mencari keBAHAGIAAN…!!!
Semua manusia mencari keTENANGAN…!!!
Semua manusia mencari keNYAMANAN…!!!
Untuk mendapatkan semuanya, sebaiknya kita memantaskan diri, pantaskah kita Bahagia?, pantaskah kita Tenang?, pantaskah kita Nyaman?. Kalau masih lalai untuk mensyukuri nikmat-Nya. Maka penulis mengajak kepada diri peribadi dan kepada seluruh pembaca untuk selalu meninkatkan syukur atas segala nikmat-Nya.
Maka dari itu, ketika kita sedang merasa bahagia jangan lupa untuk selalu berdoa kepada-Nya yang Maha Mengabulkan doa. “Ya Allah, hadirkan kebahagiaan dalam hidup ini dengan kelembutan hati dan kebaikan perangai diri, Ya Allah jadikan kami hamba-Mu yang selalu berfikir positif tenteng semua hal yang terjadi. Ya Allah, bimbing kami untuk selalu bersyukur atas segala nikmat-Mu. Ya Allah, hadirkan sifat “dermawan” (keinginan untuk selalu memberi ) sebagai kebiasaan dan kebutuhan dalam hidup ini. Ya Allah, bahagiakanlah kami disaat kami miskin. Ya Allah, bahagiakanlah kami disaat kami kaya dengan bersyukur. Amin Ya Rabbal Alamin. Wallahu ‘Alam Bisshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar