Setiap permulaan pasti ada akhirnya (masa aktif hidup), setiap
kekuatan ada kelemahan, dan setiap kehidupan pasti ada kematian, maka dari itu,
semua penghuni jagat raya ini akan binasa kecuali Allah SWT yang Maha perkasa
sang pemilik dan pencipta jagat raya ini beserta isinya.Kita semua pasti akan merasakan sebuah kematian yang kita tidak
tahu kapan dan di mana ajal datang menjemput kita. Tak ada seorang pun yang
akan kekal di duia fana ini, semuanya akan binasa, akan mengalami kematian, dan
akan meninggalkan apa-apa yang dimilikinya: harta dan istri dan keturunannya,
semuanya akan ditinggalkan dan tidak ada yang menemaninya kecuali amal baik
yang akan terus menemaninya.
Ikhwani fillah, setiap jiwa akan merasakan kematian. Kematian tidak
akan lari dari kita walau kita mencoba untuk lari. Kematian telah ditentukan
dan dirahasiakan Allah SWT dan kematian tidak akan mundur dan maju dari
ketetapan yang Allah tentukan. Allah SWT menegaskan pada kita dalam Al-Qur’an
yang berbunyi: Tiap-tiap umat memiliki ajal (batas
waktu); maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak akan dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya. (Al-A’raaf:
34). Tetapi tak jarang dari kita yang melupakan
kematian, lupa untuk berbenah diri menuju Allah SWT menghadapi kematian, lupa
akan asal muasal kita yang diciptakan dari tanah dan pada tanah pula kita akan
ditidurkan yang otomatis, nantinya akan dihadiri oleh dua malaikat dalam kuburan
dengan membawa pertanyaan yang diperintahkan Allah SWT untuk menguji kesuksesan
atau kegagalan di alam kubur menuju alam keabadian kelak antara surga dan
neraka yang telah Allah SWT persiapkan untuk semua manusia, ada yang ke surga
dan ada pula mampir selamanya di nerakaertanyaan dua malaikat adalah benar
adanya bukan kabar bohong, hal ini sesuai hadis Nabi yang diriwayatkan oleh
Sahabat Anas bin Malik : Nabi
saw bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba jika telah diletakkan di dalam
kuburannya dan para sahabat telah berpaling, ia benar-benar mendengar bunyi
terompah mereka. Nabi saw bersabda lagi, “Lalu dua malaikat
mendatanginya, keduanya (malaikat) mendudukkan orang tersebut lalu bertanya
kepadanya, Apa yang kamu katakan pada orang ini (yakni Nabi SAW)?. Adapun
orang mukmin, maka ia menjawab, ‘Aku bersaksi bahawa ia adalah hamba Allah dan
Rasul-Nya’, lalu dikatakan kepada orang tersebut, ‘Lihatlah tempat tinggal mu
di neraka, sungguh Allah telah menggantikannya dengan tempat tinggal di
syurga’.”Nabi Saw bersabda, "Maka ia melihat kedua-duanya.” (Hadis 2049)
Semua apa yang kita perbuat selama hidup di dunia fana ini akan
dipertanggung jawabkan dan akan ditanya oleh Allah SWT. Mulut kita tidak diberi
peluang dan kesempatan sama sekali untuk berbicara dan menjawab apa-apa yang
kita kerjakan di dunia, tetapi sekujur badan kita, tangan, telinga, mata, kaki
dan anggota badan lainnya yang dengan tegas menjawab apa yang fisik kita
kerjakan. Sesuai apa yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an yang berbunyi: Pada
hari ini Kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan berkata kepada Kami dan
kaki mereka akan member kesaksian.(Yasin: 65).
Oleh karenanya, kita sebagai hamba Allah harus ingat, bahwa kita
akan meninggalkan dunia fana ini dan akan berjumpa dengan Allah rabbul Alamin.
Makanya kita butuh bekal adaptasi berjumpa dengan Allah, memperindah raut muka
dan akhlak dengan bekal amal baik yang kita kerjakan dan ketakwaan yang ada
pada diri kita. Oleh karenanya dalam kitab durratun nashihin Syaikh Utsman bin
Hasan Al-Hubawy berkomentar dengan menukil pendapatnya Al-Faqih Abul Lais
As-Samarkandy: Siapa saja yang menginginkan selamat dari siksa kubur, maka hendaklah
ia rutin melakukan empat hal serta menjauhi empat hal lainnya. Empat hal yang
harus ia lakukan secara rutin: (1). Menjaga sholat lima waktu. (2). Bersedekah.
(3). Membaca Al-Qur’an. (4). Memperbanyak bertasbih (dizikir) kepada Allah.
Empat hal inilah yang nantinya akan memberikan sinar cahaya di alam kubur terang
menderang dan yang akan memperluaskan kuburan penghuninya. Sedangkan empat hal
pula yang harus dijauhi dan dihindari berupa: (1). Bertutur kata dusta. (2).
Berkhianat. (3). Ado domba/namimah. (4). Buang air kecil (kencing) dalam
keadaan berdiri. Mengenai kencing (buang air kecil) Nabi mewanti-wanti agar
kita tidak tergolong kelompok orang yang disiksa di alam kubur, karena
kebanyakan dari penghuni kubur mereka adalah orang-orang yang tidak
memperhatikan keadaan saat ia buang air kecil, ia teledor sampai tidak
membersihkan dirinya (bersesuci) dari buang air kecil tersebut.
Dalam menghadapi kematian perlu kita terlebih dahulu mengetahui
status kita, akankah kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung
ataukah termasuk dalam golongan orang-orang yang celaka, naudzubillah. Dalam
kitab tanbihul ghafilin dipaparkan, bahwa cirri-ciri orang yang beruntung
(selamat) ada sebelas macam: (1). Zuhud pada dunia dan cinta akhirat. (2). Hoby
beribadah dan membaca Al-Qur’an. (3). Sedikit berbicara (pada pembicaraan yang
tidak dibutuhkan). (4). Menjaga sholat lima waktu. (5). Menjaga diri dari harta
haram atau syubhat sedikit maupun banyak. (6). Berkawan dengan orang-orang
sholeh. (7). Rendah diri (tawadu’) dan tidak sombong (takabur). (8). Dermawan.
(9). Mempunyai sifat kasih sayang pada makhluk/ciptaan Allah. (10). Memberi
manfaat pada orang lain. (11). Memperbanyak mengingat kematian. Sementara
tanda-tanda orang yang celaka juga ada sebelas: (1). Rakus dalam mengumpulkan
harta. (2). Hoby dan kesenangannya mengikuti syahwat dan kelezatan dunia. (3).
Selalu berucap kotor dan ghibah. (4). Melalaikan sholat. (5). Berteman dengan
orang-orang yang jellek perangainya (fujur). (6). Berperangai jellek. (7).
Bersikap sombong. (8). Mencegah memberi manfaat pada orang. (9). Tidak berkasih
sayang pada orang mukmin. (10). Bakhil atau pelit. (11). Melupakan kematian.
Setelah kita berkaca pada penjelasan diatas, bila kita termasuk
dalam cirri-ciri orang yang beruntung maka tingkatlah dan jangan merasa diri
aman dari Allah, tetapi kita samakin merasa takut pada Allah karena semua apa
yang kita kerjakan hanyalah hidayah Allah yang dianugerahkan pada kita. Dan
apabila kita merasa dalam perbuatan sehari-hari kita termasuk golongan yang
celaka maka hendaklah kita kembali pada Allah dengan melakukan amalan-amalan
orang-orang yang selamat yang telah disebutkan diatas.
Alangkah beruntungnya seorang hamba yang telah mempersiapkan
dirinya menuju Allah dengan amal-amal yang sholeh dalam setap gerak-geriknya
demi mendapatkan keridloan Allah SWT semata, karena Allah SWT dengan janjinya akan
memberikan balasan berupa kenikmatan surga pada hambanya yang mukmin yang
melakukan kebaikan dalam setiap langkahnya dan memberikan siksaan dan neraka
bagi orang-orang kafir yang selalu mendustakan ayat-ayat Allah SWT. Semoga
kita, umat Muhammad tergolong orang-orang yang selamat di dunia dan akhirat,
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Santri Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan yang kuliah di STEI
Tazkia dan anggota DKM Masjid Andalusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar