Kamis, 19 November 2015

Ranah Teologi Ketuhanan


Iman pada hal yang ghaib menjadi indikator kuatnya iman, nurani yang cemerlang. Hal ini dipuji oleh Allah dalam surat Al-Baqarah: 2-3: 
ذلك الكتاب لاريب فيه هدى للمتتقين. الذين يؤمنون بالغيب ويقيمون الصلاة ومما رزقناهم ينفقون.
Maksud dari beriman dengan hal yang ghaib adalah membenarkan dan percaya pada sesuatu yang ghaib (tidak dapat dicerna) oleh panca indra.

Percaya dengan adanya Tuhan. Perlu diketahui, teologi ketuhanan adalah ranah keyakinan, bukan ranah ilmiah modern yang sesuatu bisa diketahui adakalanya dengan eksprimen, percobaan seperti pengetahuan ilmu kedokteran. Atau kita tahu gula manis setelah kita mencoba dan mencicipinya. Sementara mengetahui Allah dan beriman itu masuk dalam ranah teologi yang sejatinya kita tahu dengan berdasarkan ayat-ayatNya. Sebab Allah tidak sama dengan makhluk. Jika kita yakin manusia itu ada karena kita dapat melihat dengan panca indra.

Berbeda dengan Allah yang tidak dapat diukur, sebab Allah bukan benda, Allah tidak sama dengan benda yang merupakan makhluk. Allah suci dari kekurangan, Allah tidak butuh kepada makhluk, termasuk tidak butuh kepada arasy. Sebab arasy adalah makhluk dan Allah khalik. Namun kita wajib beriman tentang wujudnya Allah, keesaanya, kekuasaannya, ilmunya. Kita beriman lebih besar keimanan kita ketimbang iman wujudnya kita sendiri, hanya saja akal dan rasio kita tidak bisa merekah dan tidak bisa merekayasa wujudnya Allah dalam alam pikiran. Sebab ranah ini adalah ranah teologi keimanan.

Semoga kita semakin beriman kepada Allah, rasul dan rukun iman lainnya.

Aktivis Muda NU & Keluarga Besar Insan Cita Tazkia

Referensi: 
مباحث في علم التوحيد السمعيات والأخلاق تأليف الشيخ الدكتور محمد سيد طنطاوي

Tidak ada komentar:

PALING PUPULER

KONSEP BERBANGSA DAN BERNEGARA SYEKH MUSTAFA AL-GHALAYAINI

Perihal bengsa sama dengan perihal individu bangsa itu sendiri. Tatkala individu bangsa, setiap satu persatu orang-orannya itu m...