Minggu, 03 Januari 2016

MELIHAT PERBEDAAN DENGAN HATI


Beda kepala, beda isinya. Beda ladang, beda airnya. Begitulah kira-kira gambaran pemikiran manusia. Setiap orang memiliki pemikiran dan gagasan yang tidak sama dengan yang lain. Tidak jarang pula pemikiran yang timbul adalah hasil rasikan pemikiran dari lingkungan, kerabat, sahabat dan buku-buku yang kita baca.


Merupakan sunatullah dan hal yang wajar di setiap orang memiliki gagasan dan pemikiran yang berbeda. Sebab perbedaan sebagaimana yang digaungkan ulama (intelektual muslim) merupakan rahmat (kasih sayang) Allah untuk seorang hambanya. 

Hal yang terpenting dari setiap perbedaan adalah bagaimana kita dapat arif dan bijaksana melihat dan menilai perbedaan itu. Tidak terjebak terhadap hal-hal yang berujung permusuhan dan kebencian. Sebab perbedaan tidak akan bersatu, ibarat air dan minyak yang selalu bertolak belakang. Apalagi setiap orang pasti mengklaim pendapat dirinya yang paling benar dan yang lain salah. Dan juga banyak dari manusia gagal memahami perbedaan, lantaran melihat perbedaaan dari kulitnya saja. 

Hal yang terpenting dari perbedaan itu adalah kita tetap menghargai perbedaan. Kalaupun pendapat orang lain salah, luruskanlah dan tidak perlu sampai menghujat apalagi membenci. Kelemahan kita adalah sifat fanatisme kepada tokoh pemikir yang berlebihan sehingga pendapat selain orang yang ditokohkan seakan-akan batil dan haram kita ikuti tanpa kita mau menelaah terlebih dahulu dengan kajian yang mendalam. Di sini, sangat penting kita membaca setiap pemikiran agar wawasan dan keilmuan kita bertambah tanpa harus mengorbankan prinsip yang telah dibangun. Setidaknya dengan membaca lintas pemikiran, kita terbuka, bahwa ada pendapat orang lain yang tidak sealur dengan pemikiran kita dan kita harus bisa menghormati pendapatnya.

Silakan berbeda pendapat, namun bungkuslah perbedaan itu dalam bingkai kekeluargaan yang sakinah.

Tidak ada komentar:

PALING PUPULER

KONSEP BERBANGSA DAN BERNEGARA SYEKH MUSTAFA AL-GHALAYAINI

Perihal bengsa sama dengan perihal individu bangsa itu sendiri. Tatkala individu bangsa, setiap satu persatu orang-orannya itu m...